Jumat, 02 Oktober 2009

ADA BEDA

Dinding cahaya menembus pandangan
Agung nan megah
Kerangka suara menjadi pagar
Mengurus tunas pembangun nusa
Mereka menggempur kertas-kertas sakti
Menelan rumus dan peninggalan peradaban
Mengkaji tumpukan huruf-huruf asing tanpa mengingkari
Membuka jendela lewat cakrawala
Ada yang berteriak dan angin jadi pendengar
Ada yang berhadapan dengan kotornya bumi ini
Ada yang tertidur bersama cita-cita yang belum dicapai
Ada yang bertanya sebuah pertanyaan yang tanpa jawaban
Ada yang melipat masa depan dan membakarnya dalam kebosanan
Ada yang berbincang dengan sandi-sandi diam lewat bahasa mata
Bermacam bentuk dan istilah tentang impian
Ada yang menangkan impian
Ada pula yang membiarkannya lari
Kosakata tak lagi dipedulikan
Akhirnya impian menjadi musuh terbesar
Bukan lagi impian atau seorang teman
Jembatan mereka hancurkan
Langkah mereka tanam terbenam
Kalam hanya tersimpan dalam kotak-kotak kejahatan
Pundit-pundi kosong bergema suara
Kursi-kursi berdebu tak tersentuh sang pengukir mimpi
Sudah cukup keceritakan kisah menyedihkan ini
Bukan tangis yang lahir
Namun kerutan dahi dan keputusasaan
Juga tawa kegilaan
Juga keyakinan tentang masa depan
Yang takkan berdiri dengan tegak

Tidak ada komentar: