Untuk orang yang pernah menangis bersamaku saat itu
Saat aku masih kanak-kanak, saat subuh sampai
Siang hari dibisingkan kata-kata yang kotor dan
Air mata keluargaku. MERELAKAN
Haruskah kami menangis dan berharap
Mereka semua untuk menjauh dari bilik kami yang lemah
Apa salah kami hingga meresa hantaman kuda bersyair
Rona kesedihan kami teriakan silih berganti pada subuhitu
Selamanya takkan terlupa apa yang memekikan kuda hina
Yang membuat sebilah golok hamper lepas dari sarungnya
Seperti nabi yang terlalaikan kuda-kudanya pada ashar
Menebas dalam sejenak, membantai amarah murka setan
Ranjau kebencian yang mereka tanam
Di halaman rumah kami
Akhirnya menimbulkan rintihan bunga api
Aku yang berhati keraspun menangis
Sabtu, 03 Oktober 2009
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar