Jumat, 23 Oktober 2009

ADA PUISI UNTUK MALAIKAT 1

Kemarau …
Gugur, panas, kering, keringat, dahaga
Jeritan di salah satu sudut lahan kering
Mereka memanggilmu lewat ritual-ritual penuh spiritual
Derita-derita yang tertanam subur
Tumbuh dalam gubuk kemiskinan
Hanya beberapa manusia yang tidak butakan matanya
Tapi, kau tak berbuat sebelum ada perintah

Saat hujan deras kau cucurkan, masih saja ada jeritan
Kematian juga setiap hari datang
Kematian yang lagi-lagi lahirkan jeritan
Lalu di mana indahnya kata malaikat dapat ditemukan

Salju, atau di tengah-tengah khatulistiwa

Ada saatnya aku membingkai beberapa kisah cinta
Terbayang ada malaikat bersayap dengan panah cinta
Di sana katanya ada kau tersenyum melihat cumbu
Tidak dalam bola mataku
Kau merah padam dan bertanduk dengan tongkat trisla

Cinta malaikat sudah dinodai
Dengan sentuhan
Dengan pandangan
Dengan rayuan
Dengan janji
Dengan kepalsuan

Tetaplah kau bersujud di lantai pertama langit
Tetaplah kau ruku di lantai kedua langit
Tetaplah kau duduk bertasbih di lantai-lantai berikutnya
Atau tetap bersama di pundak-pundak manusia
Menulis cerita-cerita apa yang diperbuat mereka
Atan tetap menetap dalam tanah-tanah kubur
Bertanya dan menyiksa bila jawabannya salah atau tak terjawab

Tapi aku ingin kau ada di hati-hati kami
Orang berharta, orang lemah juga orang-orang bernoda
Agar Allah mengundang kami ke surga

Tidak ada komentar: