Jumat, 23 Oktober 2009

ADA PUISI UNTUK MALAIKAT 2

Sore ini hujan
Adakah malaikat itu juga rasakan rintiknya
Bersama menggantung haruman panas tanah tadi siang
Melihat kecepatan berlalunya tangisan
Menghitung seberapa banyak kesyukuran dalam tiap rintiknya
Tumbuhkan daun-daun dan cabang-cabang
Ada buah di penghujungnya
Ada gutasi tiap lembarnya

Sore ini hujan
Mengundang rangkaian puzzle ketenangan
Aku buka kotak berisi puluhan foto

Aku rindu berkata
Dengan apa yang kulihat di bumi ini
Aku bisa menghujat semuanya
Teramat jauh dari yang diharapkan manusia seperti kami
Yang selalu ingin berkata pada manusia dan benda mati
Mereka tak cukup mendengar bahasa tubuh kami
Yang sejak dahulu mengisyaratkana sebuah kalimat utuh
Mengusung tujuan, mengarak seribu buku demi hidup mereka
Tapi hari ini mereka malah berkata tentang kematian

Duka kata ini belum juga habis
Terdampar, tenggelam, hidup, dan mati kembali
Sebenarnya apa makna nafas mereka tanpa kata?
Bagaimana mereka bisa tenang tanpa berkata?
Semua perlu dijelaskan dengan kata
Mata akan bisa melihat lebih dalam lagi bahasa kita
Dunia akan mendengar dengan siang dan malam
Tiada salah paham dalam menafsirkan

Bila tak ada lagi yang berkata
Izinkan aku berkata walau hanya dengan berbisik
Sebab rindu tak lagi sebagai kata
Rindu adalah rangkaian kalimat cita-cita

Aku berbisik pada langit
Tentang nasibnya bertahun mandating
Tak ada yang ada
Bila mungkin birunya nampak pada malam hari

Semua pasti senang
Menyambut alam yang sebelumnya belum terimajinasikan
Namun seperti apa sambutan mereka

Tidak ada komentar: