Selasa, 20 Oktober 2009

STANDAR NASIB

Sebelum ayam bangun dia sudah berjalan
Menembus kesunyian yang akan dibunuh kebisingan
Berpuluh kilometer mengeja kegelapan
Demi bertemu teman sebangku dan guru miskin
Mampir shalat di langgar yang bercahaya obor
Mereka pandangi masa depan yang sedang sekarat
Tak tahu siapa yang seharusnya peduli dengan kebodohan dan kemiskinan mereka bertahun-tahun
Dimana denyut pendidikan dan hidup layak?
Dengan uang hasil pertambangan juga kekayaan bumi lainnya
Ada yang menghambat, pasti birokrasi bejat
Pagi tiba, mereka mandi di sungai yang juga menjadi haling rintang perjalanan menuju sekolah
Masa depan mereka ada di balik bukit sana

Tidak ada komentar: