Rabu, 21 Oktober 2009

SEPANJANG NIKMAT

Tadi malam hujan bercerita panjang sekali
Sepanjang malam terus ada mengiringi tidur
Seharusnya air mata kita juga iktu bercerita, lebih panjang
Sepanjang malam terus mengakui kesalahan tanpa harus diintrogasi
Sepanjang malam hanya ada dengkuran kelelahan karena mengejar harta
Mengejar pengetahuan yang menjadi bibit keangkuhan
Tuhan bisa saja membuat napasmu tak lagi bercerita
Menutup semua yang kau rencanakan besok dengan kematian
Lalu apa yang dapat kau ceritakan di kubur sana
Itrogasi bertubi-tubi datang, sepanjang itu pula palu malaikat bercerita
Lebih panjang dari kebisuan kita tadi malam
Meredam semua dosa yang tak kunjung selesai ceritanya
Sepanjang hidup kita, nikmat Tuhan selalu becerita tanpa titik tanpa koma
Kita lebih memilih membuat catatan kaki dengan identitas kebusukan
Cerita tak sebanding catatan kaki
Tuhan dan makhluknya tak suka memaca catatan kaki
Sepanjang nikmatNya ada pesan yang selaras dengan keinginan Tuhan
Untuk kita isa mengikuti alur takdir yang indah, penuh bunga
Rantai firmanNya membuat kita lancar mengeja cerita
Bahkan dapat meresapi lebih dalam, sepanjang cerita tanpa henti
Akhirnya rasa syukur dan sabar akan pula bercerita dalam waktu dan tempat yang sama
Di panggung hati dan sepanjang napas bercerita
Napas kita jadi segar, surga lebih menyegarkan

Berikan titik untuk setiap dosa yang sedang bercerita
Biarkan kehambaan memulai kembali kisahnya
Tuhan lebih suka dengar pengakuan tanpa batas kita
Daripada mendengar bisikan cerita setan yang melantunkan azab
Mengundang panas neraka dan mencegah wangi surga tersebar

Berikan kesempatan rasa syukur dan sabar selesaikan kisahnya
Sepanjang nikmatNya, sepanjang ujianNya, sepanjang hidupmu
Bidadari di sana menunggu cerita-cerita kita
Tuhan perintahkan bidadari berbisik menceritakan penantiannya
Seorang hamba yang merampungkan sebuah cerita dengan syukur dan sabar
Tuhan tak peduli apakah itu cerpen atau novel
Selama Tuhan membaca sambil tersenyum, dia akan pasarkan ceritamu
Kepada bidadari surga, hingga mereka cinta mati padamu

Nopember 2008

Tidak ada komentar: