Selasa, 20 Oktober 2009

BOGOR-KOTA

Dengan bermodal selembar karcis kereta seharga Rp 2.500 kita akan menyaksikan layar tancap, siarang langsung, sebuah documenter Tuhan, tentang saudara yang tak kita kenal:
Pedagang VCD bajakan, tukang Koran, pengamen, pengemis buta, pengemis yang menyapu kereta, pengemis yang sehat, pengemis dengan manipulasi organ cacat.
Rumah pinggiran rel, pasar, antrian kendaraan menunggu kereta lewat, penjual pulsa, orang kantoran, pedagang pakaian, karyawan mini market, anak sekolah, dan mahasiswa.
Saat kereta melaju, ada tanah lapang, kebun singkong, koloam ikan, rawa-rawa.
Awal pekan penuh sesak, berebut bangku, yang naik tak mau beri kesempatan yang turun.
Juga sketsa lainnya yang luput dari lensa kamera mata kita.

Tidak ada komentar: